Comite Boemi Poetera merupakan organisasi yang dibentuk setelah ditolaknya pendaftaran status badan hukum Indische Partij.
Tokoh
Para pemimpinnya ialah Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo (ketua), Soejatiman (Soetatmo) Soeriokoesoemo (wakil ketua), Soewardi Soerjaningrat (sekretaris), dan Wignjadisastra (bendahara). Melihat komposisi para pengurusnya, mereka merupakan tokoh-tokoh terkemuka baik di mata rakyat maupun pemerintah kolonial.Tjipto misalnya sebagaimana diketahui adalah lulusan School tot Opleiding van Inlandsche Artsen dan seorang anggota terkemuka dari Boedi Oetomo. Namun pada 1909, setahun setelah Boedi Oetomo terbentuk, Tjipto keluar karena perbedaan pandangannya dengan kaum tua di organisasi tersebut yang tidak mengakomodasi pikiran-pikiran kaum muda. Bersama Soewardi dan Douwes Dekker, ketiganya kemudian membentuk Indische Partij (IP) pada 25 Desember 1912 di Bandung.
Secara tidak langsung, IP baik secara organisasi maupun individu memang banyak mewarnai dan memberi bentuk kepada gerakan Sarekat Islam selanjutnya, khususnya dalam hal vergadering (rapat umum) dan partij discipline (disiplin partai). Perkembangan inilah yang ditakutkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Apalagi dua tokoh terkemuka IP, Tjipto dan Soewardi, duduk dalam kepengurusan Comite Boemi Poetera. Bisa dipahami jika pemerintah kolonial memandang komite ini berada dalam bayang-bayang atau pengaruh IP. Inilah yang selalu dicermati oleh pemerintah melihat aktivitas komite ini.
Sumber : Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar